Jumat, 24 Mei 2013

KEPITING BAKAU

Kepiting Bakau

A.    KLASIFIKASI KEPITING BAKAU
KLASIFIKASI KEPITING BAKAU
Phylum       : Arthropoda
Classis        : Crustacea
Subclassis   : Malacostraca
Superordo  : Eucaridae
Ordo          : Decapoda
Familia       : Portunidae
Genus         : Scylla
Spesies       : Scylla sp. S. serrata, S. tranquebarica, S. Paramamosain , S. Olivacea.


B. MORFOLOGI DAN ANATOMI KEPITING BAKAU

Bagian-Bagian Kepiting Bakau


Ciri- ciri kepiting bakau menurut Kasry (1996) adalah sebagai berikut: karapas berwarna sedikit kehijauan, pada kiri-kanannya terdapat Sembilan buah duri-duri tajam, dan pada bagian depannya diantaranya tangkai mata terdapat enam buah duri, sapit kanannya lebih besar dari sapit kiri dengan warna kemerahan pada kedua ujungnya, mempunyai tiga pasang kaki pejalan dan satu kaki perenang yang terdapat pada ujung abdomen dengan bagian ujungnya dilengkapi dengan alat pendayung.

Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya sama sekali tersembunyi di bawah thorax. Hewan ini dikelompokkan ke dalam Phylum Athropoda, Sub Phylum Crustacea, Kelas Malacostraca, Ordo Decapoda, Suborder Pleocyemata dan Infraorder Brachyura. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit.
Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa millimeter. Menurut Prianto walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulitkerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapase. Carapase merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lainexoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang. Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapase tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang.
Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapase. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagian depan carapase.
Habitat: jenis Kepiting ini hidup di hutan bakau; termasuk jenis demersal dan melakukan proses ganti kulit setiap 15 hari sekali (proses pertumbuhan). Jenis makanannya adalah Detritus.


Nilai ekologis
Kepiting diusulkan sebagai keystone species di kawasan pesisir karena setiap aktivitasnya mempunyai pengaruh utama pada berbagai proses paras ekosistem. Peran kepiting di dalam ekosistem diantaranya mengkonversi nutrien dan mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah, membantu daur hidup karbon, serta tempat penyedia makanan alami bagi berbagai jenis biota perairan (Prianto, 2007).

C. SIKLUS HIDUP KEPITING BAKAU
Siklus Hidup Kepiting Bakau

Siklus hidup Kepiting Bakau sejak telur mengalami fertilisasi dan lepas dari tubuh induk betina akan mengalami berbagai macam tahap, yaitu:

Keterangan:
  1. Sekali perkawinan bisa 3 kali memijah.
  2. Pelepasan telur bisa terjadi setengah jam dan proses penetasan
    dapat berlangsung selama 3 hari.
  3. Proses perkembangan telur hingga penuh berlangsung selama 30 hari.

Ciri-ciri masing-masing siklus :
Larva Zoea
Pada tahap Zoea, berlangsung proses pergantian kulit (molting) selama 3-4 hari. Pada stadium ini larva akan sangat peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air. 
Fase Megalops
Pada fase ini larva masih mengalami proses molting namun relatif lebih lama yaiu sekitar 15 hari. Setiap molting tubuh kepiting akan mengalami pertambahan besar sekitar 1/3 kali ukuran semula.
Kepiting muda
Pada fase ini tubuh krpiting masih dapat terus membesar. 
Kepiting dewasa
Pada stadium ini selain masih mengalami perbesaran tubuh, karapaks juga bertambah lebar sekitar 5-10 mm. Kepiting dewasa berumur 15 bulan dapat memiliki lebar karapaks sebesar 17 cm dan berat 200 gr.

Bila kondisi ekologi mendukung, kepiting dapat bertahan hidup hingga mencapi umur 3 - 4 tahun. Sementara itu pada umur 12 - 14 bulan kepiting sudah dianggap dewasa dan dapat dipijahkan. Sekali memijah, kepiting bisa menghasilkan jutaan telur tergantung ukuran induk. Di alam bebas, jumlah larva yang mampu menjadi kepiting muda sangat kecil karena antara lain faktor lingkungan yang tidak mendukung dan banyaknya musuh alami.Sekali melakukan pemijahan kepiting betina mampu menyimpan sperma jantan dan dapat melakukan pemijahan hingga tiga kali tanpa perkawinan lagi.Telur kepiting yang telah dibuahi akan menetas menjadi zoea,megalops dan kepiting muda yang akhirnya menjadi kepiting dewasa. Selama masa pertumbuhan, kepiting menjadi dewasa akan mengalami pergantian kulit antara 17 - 20 kali tergantung kondisi lingkungan dan pakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan. Proses molting (pergantian kulit) pada zoea berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 3-4 hari, sedangkan pada fase megalops, proses dan interval pergantian kulit berlangsung relatif lama yaitu setiap 15 hari. Setiap molting, tubuh kepiting akan bertambah besar sekitar 1/3 kali ukuran semula dan panjang carapace meningkat 5-10 mm pada kepiting dewasa. Kepiting dewasa berumur 12 bulan memiliki lebar carapace 17 cm dan beratnya sekitar 200 gr.


D. PERBEDAAN KEPITING JANTAN DAN BETINA


Perbedaan Kepiting Jantan dan Betina


Secara eksternal, kepiting jantan dan kepiting betina dapat dibedakan dari bentuk abdomennya. Bentuk abdomen pada betina bulat sedangkan bentuk abdomen jantan lebih langsing dan meruncing. Perbedaan ini mulai nampak pada ukuran lebar karapaks 20 – 31 mm, sedangkan dibawah ukuran tersebut, struktur dan bentuknya sama sehingga sulit untuk membedakannya (Fujaya 2004., Moosa et Al. 1985).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar