Kepiting Bakau
A. KLASIFIKASI KEPITING BAKAU
KLASIFIKASI
KEPITING BAKAU
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Subclassis : Malacostraca
Subclassis : Malacostraca
Superordo : Eucaridae
Ordo : Decapoda
Familia : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies
: Scylla sp. S. serrata, S. tranquebarica, S. Paramamosain
, S. Olivacea.
B. MORFOLOGI
DAN ANATOMI KEPITING BAKAU
Bagian-Bagian Kepiting Bakau
Ciri-
ciri kepiting bakau menurut Kasry (1996) adalah sebagai berikut: karapas
berwarna sedikit kehijauan, pada kiri-kanannya terdapat Sembilan buah duri-duri
tajam, dan pada bagian depannya diantaranya tangkai mata terdapat enam buah
duri, sapit kanannya lebih besar dari sapit kiri dengan warna kemerahan pada
kedua ujungnya, mempunyai tiga pasang kaki pejalan dan satu kaki perenang yang
terdapat pada ujung abdomen dengan bagian ujungnya dilengkapi dengan alat
pendayung.
Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya sama sekali tersembunyi di bawah thorax. Hewan ini dikelompokkan ke dalam Phylum Athropoda, Sub Phylum Crustacea, Kelas Malacostraca, Ordo Decapoda, Suborder Pleocyemata dan Infraorder Brachyura. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit.
Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan
ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa
millimeter. Menurut Prianto walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang
beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh
kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga
dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan
kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang
berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan,
menggali, membuka kulitkerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh.
Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapase. Carapase merupakan
kulit yang keras atau dengan istilah lainexoskeleton (kulit luar) berfungsi
untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang. Kepiting sejati
mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi
sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis
kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di
bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata,
dan bagian depan dari carapase tidak membentuk sebuah rostrum yang
panjang.
Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang
pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang
berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil
oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari
struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapase. Sedangkan mata
menonjol keluar berada di bagian depan carapase.
Habitat: jenis Kepiting ini hidup di hutan bakau; termasuk jenis demersal dan melakukan proses ganti kulit setiap 15 hari sekali (proses pertumbuhan). Jenis makanannya adalah Detritus.
Habitat: jenis Kepiting ini hidup di hutan bakau; termasuk jenis demersal dan melakukan proses ganti kulit setiap 15 hari sekali (proses pertumbuhan). Jenis makanannya adalah Detritus.
Nilai
ekologis
Kepiting
diusulkan sebagai keystone species di kawasan pesisir karena setiap
aktivitasnya mempunyai pengaruh utama pada berbagai proses paras ekosistem.
Peran kepiting di dalam ekosistem diantaranya mengkonversi nutrien dan
mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah,
membantu daur hidup karbon, serta tempat penyedia makanan alami bagi berbagai
jenis biota perairan (Prianto, 2007).
C. SIKLUS HIDUP KEPITING BAKAU
Siklus Hidup Kepiting Bakau
Siklus hidup Kepiting Bakau sejak
telur mengalami fertilisasi dan lepas dari tubuh induk betina akan mengalami
berbagai macam tahap, yaitu:
Keterangan:
Keterangan:
- Sekali perkawinan bisa 3 kali memijah.
- Pelepasan telur bisa terjadi setengah jam dan proses penetasan
dapat berlangsung selama 3 hari. - Proses perkembangan telur hingga penuh berlangsung selama 30 hari.
Ciri-ciri masing-masing siklus :
Larva Zoea
Pada tahap Zoea, berlangsung proses pergantian kulit (molting) selama 3-4 hari. Pada stadium ini larva akan sangat peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air.
Fase Megalops
Pada fase ini larva masih mengalami proses molting namun relatif lebih lama
yaiu sekitar 15 hari. Setiap molting tubuh kepiting akan mengalami pertambahan
besar sekitar 1/3 kali ukuran semula.
Kepiting muda
Pada fase ini tubuh krpiting masih dapat terus membesar.
Kepiting dewasa
Pada stadium ini selain masih mengalami perbesaran tubuh, karapaks juga
bertambah lebar sekitar 5-10 mm. Kepiting dewasa berumur 15 bulan dapat
memiliki lebar karapaks sebesar 17 cm dan berat 200 gr.
Bila kondisi ekologi mendukung, kepiting dapat bertahan hidup hingga mencapi umur 3 - 4 tahun. Sementara itu pada umur 12 - 14 bulan kepiting sudah dianggap dewasa dan dapat dipijahkan. Sekali memijah, kepiting bisa menghasilkan jutaan telur tergantung ukuran induk. Di alam bebas, jumlah larva yang mampu menjadi kepiting muda sangat kecil karena antara lain faktor lingkungan yang tidak mendukung dan banyaknya musuh alami.Sekali melakukan pemijahan kepiting betina mampu menyimpan sperma jantan dan dapat melakukan pemijahan hingga tiga kali tanpa perkawinan lagi.Telur kepiting yang telah dibuahi akan menetas menjadi zoea,megalops dan kepiting muda yang akhirnya menjadi kepiting dewasa. Selama masa pertumbuhan, kepiting menjadi dewasa akan mengalami pergantian kulit antara 17 - 20 kali tergantung kondisi lingkungan dan pakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan. Proses molting (pergantian kulit) pada zoea berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 3-4 hari, sedangkan pada fase megalops, proses dan interval pergantian kulit berlangsung relatif lama yaitu setiap 15 hari. Setiap molting, tubuh kepiting akan bertambah besar sekitar 1/3 kali ukuran semula dan panjang carapace meningkat 5-10 mm pada kepiting dewasa. Kepiting dewasa berumur 12 bulan memiliki lebar carapace 17 cm dan beratnya sekitar 200 gr.
D. PERBEDAAN KEPITING JANTAN DAN BETINA
Perbedaan Kepiting Jantan dan Betina
Secara eksternal, kepiting jantan dan kepiting betina dapat
dibedakan dari bentuk abdomennya. Bentuk abdomen pada betina bulat sedangkan
bentuk abdomen jantan lebih langsing dan meruncing. Perbedaan ini mulai nampak
pada ukuran lebar karapaks 20 – 31 mm, sedangkan dibawah ukuran tersebut, struktur
dan bentuknya sama sehingga sulit untuk membedakannya (Fujaya 2004., Moosa et
Al. 1985).